Kemeriahan mewarnai upacara pembukaan Musabaqoh Qira’atil Kutub (MQK)
ke V tingkat nasional yang disertai kedatangan Menteri Agama RI, Lukman
Hakim Syaifudin untuk membuka secara resmi pelaksanaan (MQK)
ke V di provinsi Jambi, menarik minat dan perhatian masyarakat Kota
seberang Jambi dan sekitarnya untuk datang ke Pondok Pesantren As’ad,
Rabu (03/09/14).
Pgs.Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Tanah Laut,Drs.H.M.Rusdi Hilmi dengan Kabag
Kesra Pemkab Tala, H. Hasan Basri, BA, S. Pd. I beserta rombongan
Pemkab Tala datang ke Jambi untuk ikut serta berpartisipasi pada
kegiatan MQK tingkat Nasional tahun 2014,
sekaligus untuk memberikan semangat dan dorongan moril pada
santri-santriwati yang sebantar lagi akan bertanding.
Kedatangan
Pgs Kakankemenag Tala beserta pejabat Pemkab Tala bukan tanpa ada
alasan, akan tetapi datang khusus untuk memberikan semangat dan dorongan
moril kepada santri, pelatih dan pendamping, dimana sebagian besar
santri yang diberangkatkan ke Prov Jambi untuk bertanding di MQK
Ke V tingkat Nasional mewakili Prov Kalsel, adalah santri-santriwati
dari Ponpes Darussalim Kec. Bati-Bati setelah menjadi juara umum MQK tingkat Prov Kalsel.
Pgs.Kakankemenag
Tala usai upacara pembukaan dimintai pendapat akan target dan serta
peluang kafilah prov Kalsel khususnya santri dari Kab.Tala pada
pelaksanaan MQK tahun 2014 yang diikuti 1.800 lebih santri dan santriwati dari berbagai pondok pesantren dari 33 provinsi se Indonesia.
“Kafilah prov kalsel termasuk kedalam kafilah yang diperhitungankan setiap ajang MQK,
untuk itu para santri jangan cepat berbangga hati akan tetapi hendaknya
menjadi pecutan semangat dalam bertanding untuk memberikan suatu
kebanggaan untuk daerah kita,” ujar Pgs.KaKankemenag Tala.
Sedangkan
untuk target sendiri, H.Rusdi saat diminta pendapatnya mengatakan bahwa
target untuk tingkat nasional hendaknya jangan dijadikan beban baik
untuk santri maupun officialnya.
“Bertandinglah
semaksimal mungkin, sekarang perkembang ponpes seluruh di Indonesia
sudah merata, pastinya kemajuan tersebut akan berpengaruh pada kompetisi
MQK tahun 2014 ini, melihat hal tersebut paling tidak untuk kafilah Kalsel dapat mempertahankan peringkat sewaktu MQK Ke-4 di NTB, akan lebih baik lagi kalau bisa lebih dari waktu MQK ke 4,” jelas H.Rusdi.
H.Rusdi Hilmi menambahkan sekaligus menekan bahwa setiap ajang MQK
hendaknya jangan dinilai dari hasil kompetisi 2 (dua) tahunan akan
tetapi hendaknya sebagai media dakwah serta sebagai pengikat tali
persaudaraan sesama santri yang ada diIndonesia, juga untuk ukhuwah
Islamiah sesama umat muslim di Indonesia.
0 Komentar