Ka. Kankemenag Peringati Malam Tahun Baru Islam Sambil Berhujanan

Hujan yang mengguyur Kota Pelaihari tidak mengurangi Kemeriahan tarian – tarian bernuansa Islami dan kembang api yang ikut memarakkan tahun baru Islam 1 Muharram 1435 H yang dilaksanakan oleh Majelis Taklim Annur Pimpinan K.H. Muhammad Noor, Senin (04/11) malam yang bertempat di Majelis Taklim Annur Pelaihari.
 
Hadir dalam peringatan menyambut tahun baru Islam ini, Kepala Kankemenag Kab. Tanah Laut, Habib Ahmad Hanafi Bin Muksin Al-Bahasyim dari Cempaka Martapura selaku penceramah, Alim Ulama yang ada di Kab. Tanah Laut, serta Jamaah Majelis dan masyarakat dari berbagai Kecamatan yang ada di Kab. Tanah Laut.
Acara yang dikonsep sederhana ini namun sangat semarak menjadi perhatian sendiri bagi ratusan Jamaah yang hadir tak terkecuali Kepala Kankemenag Kab. Tanah Laut, Drs. H. Muhammad Tambrin, M. Mpd. “Saya sangat bangga dan terharu dengan adanya kegiatan ini, hal ini mengingatkan kita betapa pentingnya makna dari sebuah tahun baru Islam yang perayaannya tidak sebanding dengan perayaan tahun baru masehi”, ujar H. Tambrin dalam sambutannya.
Selanjutnya Beliau juga menyampaikan, kita sebagai umat Muslim harus melestarikan dan perlu ditingkatkan lagi acara – acara seperti ini dengan terus mensyiarkan budaya – budaya Islam yang sudah ada sejak dahulu, sehingga budaya tersebut tidak hilang begitu saja oleh budaya modern yang sekarang sudah menguasai masyarakat Muslim khususnya yang ada di Indonesia.
Sementara itu Habib Ahmad Hanafi bin Muksin Al-Bahasyim dalam tausiyahnya sambil berhujan bersama-sama Kepala Kankemenag berpesan perlunya menghargai setiap perbedaan yang ada di masyarakat Muslim khususnya di Indonesia.
Perbedaan adalah sesuatu yang niscaya bagi kita, tidak bisa kita menghindari perbedaan. Perbedaan itu akan memperkaya pengetahuan kita, dan ini telah dibuktikan oleh ulama-ulama besar dahulu seperti para imam syariah Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali, semoga Allah merahmati mereka. Namun, yang kita sayangkan adalah perdebatan itu kadang-kadang kita melupakan ajaran Allah yang lain, yaitu kasih sayang. Kalau kita lihat mereka yang berdebat dengan mengabaikan akhlakul karimah biasanya dari kalangan yang tidak kita kenal kapabilitasnya dalam ilmu, namun begitu, celakanya, ada juga diantara mereka yang berdebat tanpa mengindahkan etika justru dari kalangan yang kita kenal berilmu. “Yang terpenting kita tetap menghargai perbedaan tetapi sebagai umat Muslim tetap prinsip kita mengacu kepada Al Quran”, pesan Habib.

Posting Komentar

0 Komentar