Kepala
Sub Bagian Tata Usaha (Ka.Subbag TU) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tanah
Laut H. Zairin Fanzani mengatakan penanganan stunting harus sinerji semua
pihak, “Hendaknya penanganan stunting dilakukan dengan sinergi antara
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dan organisasi kemasyarakatan,”
hal tersebut ditegasnya usai mengikuti Konvergensi Percepatan Penanganan
Stunting tingkat Kab. Tanah Laut yang dihadiri oleh para Kepala Dinas, Kepala
Kantor dan para Camat se Kab. Tala, Selasa di Aula Bappeda (02/04/19).
Menurutnya
upaya penanggulangan stunting perlu ditingkatkan agar hasilnya lebih maksimal. Jika
tidak ditangani dengan baik, persoalan stunting yang masif dapat menganggu
produktivitas nasional dan mengancam masa depan generasi muda dan bangsa.
“Karena masa depan bisa saja direnggut oleh stunting ini,” ucapnya.
Kasi
Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Prov. Kalsel Didy Ariady, SKM,
M.Kes mengatakan salah satu pilar penting yang dilaksanakan Pemkab Tala melalui
Dinkes Tala.
Ada
lima pilar penting yang harus dilakukan agar semua program pengentasan stunting
bisa sukses berjalan, yaitu komitmen, kampanye, konvergensi program, akses
pangan bergizi dan monitoring progam. “Tanah Laut salah satunya konvergensi
program,” ucapnya.
Menurutnya
stunting adalah tubuh yang lebih pendek dari standar usianya, yang terjadi
akibat gangguan atau hambatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan Stunting
ditandai kelainan tinggi badan anak dibanding bocah seusianya.
Pihaknya
mengatakan kasus kelainan semacam itu mengakibatkan rendahnya SDM yang
berkualitas. “Bukannya tidak pandai, tetapi otak anak hanya bisa menerima
pelajaran sampai SD saja. Selebihnya dari itu sudah susah dia mencernanya,”
jelasnya.
Lebih
lanjut Didy Ariady mengatakan Stunting (gagal tumbuh) atau kurang gizi kronis
yang kerap disebut gizi buruk telah menjadi masalah serius yang tengah dihadapi
Indonesia. Pemerintah getol melakukan berbagai program pengentasan stunting
terutama di daerah.
“Tahun
2013, mencatat angka stunting nasional mencapai 37,2 persen. Angka itu
menunjukan bahwa dari 10 anak Indonesia, 4 anak di antaranya menderita
stunting, situasi stunting di KabupatenTanah Laut 28 %” jelasnya lagi.
0 Komentar